Dia.
Gadis itu.
Menggemakan tawa.
Namun yang ku lihat perih bukan bahagia.
Dia.
Gadis itu.
Menari di bawah hujan.
Tapi yang ku lihat luka bukan keceriaan.
Dia.
Gadis itu.
Tersenyum.
Tapi sorot matanya hampa.
Dia.
Gadis itu.
Bersikap tegas dan tegar.
Namun dia tetap gadis rapuh yang ingin ku jaga.
Dia.
Gadis itu.
Menyimpan banyak angan.
Menyimpan banyak asa.
Yang dia kubur dalam-dalam.
Dia.
Gadis itu.
Sosok ceria.
Menyimpan banyak luka.
Dia.
Gadis itu.
Sosok yang selalu ingin aku peluk.
Sosok yang lewat hampanya membuatku terkesima.
I just love writing. I use my heart to write. :) And life gives me inspiration to write.
November 12, 2012
November 07, 2012
Hening
Aku suka malam
Dengan heningnya
Dengan sepinya
Dengan tenangnya
Kala aku sejenak saja bisa merasa jauh dari kebisingan
Kala aku bisa memandang langit kelam nan tenang dengan taburan bintng
Kala aku bisa menangis seorang diri tanpa ada lalu lalang nafas yang lain
Kala aku bisa menghirup udara malam yang menenangkan
Kala aku bisa menenangkan pikiranku
Aku suka sepi
Aku suka hening
Aku suka sunyi
Aku suka tenang
Dengan heningnya
Dengan sepinya
Dengan tenangnya
Kala aku sejenak saja bisa merasa jauh dari kebisingan
Kala aku bisa memandang langit kelam nan tenang dengan taburan bintng
Kala aku bisa menangis seorang diri tanpa ada lalu lalang nafas yang lain
Kala aku bisa menghirup udara malam yang menenangkan
Kala aku bisa menenangkan pikiranku
Aku suka sepi
Aku suka hening
Aku suka sunyi
Aku suka tenang
November 02, 2012
Setiap Senja Menyapa
Setiap senja menyapa.
Acap kali aku melihatnya berjalan.
(selalu) tergesa dengan tatapan nanar penuh kehampaan.
Setiap senja menyapa.
Di tempat yang sama, aku sudah berdiri.
Menunggu dia datang dengan penuh keacuhan.
Memandanginya. Menahan asa untuk menyapa.
Setiap senja menyapa.
Aku selalu kembali jatuh cinta.
Pada tatap mata sayupnya pada hampanya.
Setiap senja menyapa.
Aku menyelipkan asa.
Bisa masuk dalam dunianya, ikut tenggelam dalam dunianya.
Setiap senja menyapa.
Aku berangan.
Sebuah senyum manis menghias wajahnya.
Acap kali aku melihatnya berjalan.
(selalu) tergesa dengan tatapan nanar penuh kehampaan.
Setiap senja menyapa.
Di tempat yang sama, aku sudah berdiri.
Menunggu dia datang dengan penuh keacuhan.
Memandanginya. Menahan asa untuk menyapa.
Setiap senja menyapa.
Aku selalu kembali jatuh cinta.
Pada tatap mata sayupnya pada hampanya.
Setiap senja menyapa.
Aku menyelipkan asa.
Bisa masuk dalam dunianya, ikut tenggelam dalam dunianya.
Setiap senja menyapa.
Aku berangan.
Sebuah senyum manis menghias wajahnya.
Langganan:
Postingan (Atom)