Agustus 22, 2012

Hmmm


Rintik hujan kembali bergelayut manja dalam rona senja.
Aku menghitung butiran hujan yang manis membasahi telapak tanganku.
Ya, aku tidak sedang hujan-hujanan.
Hujan dan hujan-hujanan selalu mengingatkan aku padamu. Tentu saja lebih mengingatkanku padamu, karena tanpa hujan pun detik berlalu manis dengan kenangan ‘kita’ yang terus menyesap waktu.
Ah sedang apa kamu disana, sayang?
Bolehkah aku memanggilmu ‘sayang’? Tentu, bukan hanya sekedar panggilan. Aku memang menyayangimu. Sampai detik ini. Walaupun kau tidak.
Manis bukan, aku tetap menunggumu? Walaupun hanya  dalam sunyi.
Aku harus menelan dalam-dalam asa yang pernah ku tanam untuk menghabiskan waktu bersamamu. Aku harus melempar jauh-jauh tentang janji yang kau torehkan di hati.
Karena ternyata kesetiaan itu tak ada dalam dirimu. Karena nyatanya aku pun hanya pelampiasan sejenak kejenuhanmu, bukan sayang yang kau lontarkan. Benarkan?
Ah naïf memang kala aku berkata aku baik-baik saja, nyatanya perih perlahan membuat jiwaku mati, hatiku beku.
Rona nyatanya waktu menumpuk rindu, sayang.
Jarak pun memegang kendalinya akan rasa sayang dan keinginan bertemu yang semakin membuncah di dada.
Kadang kala gelap kembali bercerita, tangisku berderai. Berharap kau datang dan memelukku. Mengatakan kau akan selalu ada dan aku tak perlu berlari jauh dari perasaanku lagi.
Nyatanya walau tangis membuatku terlelap dan terbangun dengan mata sendu, tetap saja kau tak ada untukku. Kau miliknya.
Ah sudahlah, sebanyak apapun kata yang terlukis untukmu, kau tak akan peduli.
Semoga kau selalu berada dalam naungan Tuhan J
You gotta be happy.

July 12, 2012
Bandung kala  hujan menyapa.
Sincerely, your C#-1